masukkan script iklan disini
Boyolali, Mediasimoraya.com – Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Pendidikan (Dindik) telah melaksanakan mutasi bagi 297 guru dan Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten. Mutasi ini ditujukan untuk memindahkan tenaga pendidik ke sekolah yang lebih dekat dengan domisili mereka, dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pembelajaran.
Pemberitahuan mutasi ini diberikan pada hari Senin (15/12/2025) dan akan mulai berlaku pada awal semester ganjil tahun ajaran 2026/2027. Acara penyerahan surat mutasi dilakukan secara terpusat di Aula Dindik Boyolali, dihadiri oleh Kepala Dindik Boyolali dan jajaran kepala sekolah yang terkena mutasi.
DETAIL MUTASI: 289 GURU DAN 8 KEPSEK
Menurut informasi dari Solopos.espos.id, jumlah tenaga pendidik yang dimutasi terdiri dari 289 guru dan 8 kepala sekolah. Mutasi ini meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Boyolali, dengan rincian sebagian besar adalah guru SD (198 orang) dan sisanya adalah guru SMP (91 orang) serta kepsek SD dan SMP (masing-masing 4 orang).
Kepala Dindik Boyolali, Dra. Sri Lestari, M.Pd, menjelaskan bahwa mutasi ini merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah yang memprioritaskan kenyamanan tenaga pendidik dalam menempuh perjalanan ke sekolah.
"Kami melakukan mutasi ini berdasarkan permintaan dan data domisili tenaga pendidik. Tujuan utamanya adalah agar guru dan kepsek tidak menghabiskan banyak waktu di jalan, sehingga mereka bisa lebih fokus pada tugas pokoknya yaitu mengajar dan mengelola sekolah," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa proses mutasi dilakukan secara transparan dan objektif, dengan mempertimbangkan kebutuhan guru di setiap sekolah serta kondisi domisili tenaga pendidik.
HARAPAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENINGKAT
Menurut Dra. Sri Lestari, dengan adanya mutasi dekat domisili, diharapkan tenaga pendidik dapat tiba di sekolah lebih cepat, lebih segar, dan lebih siap memberikan pembelajaran yang optimal. Selain itu, juga diharapkan dapat mengurangi beban biaya transportasi bagi guru dan kepsek.
"Kita harapkan dengan ini, produktivitas tenaga pendidik akan meningkat, dan secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Boyolali. Selain itu, guru juga bisa lebih banyak berinteraksi dengan warga sekitar sekolah karena tinggal lebih dekat," jelasnya.
Beberapa kepala sekolah yang terkena mutasi menyampaikan apresiasi terhadap kebijakan ini. Kepsek SD Negeri Karangjati, Budi Santoso, S.Pd, yang akan dipindahkan ke SD Negeri Ngaglik yang lebih dekat dengan rumahnya, mengatakan bahwa mutasi ini akan membuatnya lebih mudah mengelola sekolah dan berkomunikasi dengan orang tua siswa.
PROSES PENYIAPAN MUTASI BERJALAN LANCAR
Dindik Boyolali telah melakukan koordinasi dengan semua sekolah yang terkena dampak mutasi untuk memastikan proses penyesuaian berjalan lancar. Seluruh tenaga pendidik yang dimutasi diminta untuk melaporkan diri ke sekolah baru pada tanggal 2 Januari 2026, sebelum awal semester ganjil dimulai.
"Kami juga akan melakukan monitoring dan evaluasi setelah mutasi diterapkan, untuk melihat dampaknya terhadap kinerja tenaga pendidik dan kualitas pembelajaran. Jika ada masalah, akan segera ditindaklanjuti dengan solusi yang tepat," pungkas Dra. Sri Lestari.
Kebijakan mutasi dekat domisili ini diharapkan menjadi contoh kebijakan yang ramah tenaga pendidik dan dapat menjadi acuan untuk daerah lain di Jawa Tengah.