-->

Iklan

masukkan script iklan disini

Ribuan Santri Boyolali Geruduk DPRD, Protes Tayangan TV yang Diduga Lecehkan Kiai

Sabtu, 18 Oktober 2025, Oktober 18, 2025 WIB Last Updated 2025-10-18T05:54:21Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


Mediasimoraya.com, Boyolali - Ribuan santri dan alumni pondok pesantren se-Kabupaten Boyolali menggelar aksi "Santri Bela Kyai" pada Jumat (17/10/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap program tayangan di TV swasta nasional yang dinilai melecehkan martabat kiai dan pesantren. Massa memadati kawasan depan Gedung DPRD Boyolali.

Aksi yang digerakkan oleh Jaringan Santri dan Alumni Ponpes Se-Boyolali ini juga diikuti berbagai elemen Nahdlatul Ulama (NU), seperti PC GP Ansor, PC Fatayat NU, PC Pagar Nusa, dan RMI NU (Rabithah Maahid Islamiyah).

Koordinator aksi, drg. Fauzan Arif Mundar, menjelaskan bahwa tayangan program Expose Uncensored pada 13 Oktober 2025 telah menyinggung dunia pesantren dengan narasi yang dianggap provokatif dan merendahkan.

 "Aksi ini adalah bentuk kekecewaan dan protes kami terhadap penghinaan terhadap kiai serta pendiskreditan pesantren. Bagi kami, pesantren adalah rumah besar Nahdlatul Ulama dan kiai adalah panutan yang membimbing kami dalam ketaatan," tegas Fauzan.

 Fauzan menambahkan, pihaknya mendesak agar aspirasi para santri didengar hingga pemerintah pusat. "Kami meminta KPI dan aparat kepolisian menindak tegas agar menjadi pelajaran bagi semua pihak supaya tidak sembarangan menyebarkan narasi yang berpotensi menimbulkan fitnah dan perpecahan di masyarakat," ujarnya.

Aksi yang digelar usai salat Jumat ini diikuti sekitar 3.000 peserta, terdiri dari anggota Ansor, Banser, Fatayat, Pagar Nusa, IPNU, IPPNU, PMII, serta santri dan alumni pondok pesantren se-Boyolali.

Ketua RMI NU Boyolali KH. Lukman Al Haris menegaskan bahwa pihaknya mengecam keras narasi yang ditayangkan. "Narasi itu sangat menyesatkan dan berdampak negatif bagi umat. Yang dilecehkan adalah masyayih — para tokoh panutan pesantren di seluruh Indonesia. Jika kiai direndahkan, sama saja melecehkan simbol pesantren dan agama," ungkapnya.

Menurut KH. Lukman, pesantren tidak bisa dilepaskan dari sosok kiai yang menjadi pilar utama pendidikan Islam. "Gerakan ini bukan sekadar aksi marah, tapi bentuk menjaga marwah ulama dan pesantren. Kami mengecam keras tayangan Trans7 dan meminta pertanggungjawaban," tegasnya.

Komentar

Tampilkan

Terkini